Pernah membaca tulisan “sudah terjual 10.000 pcs lebih!” atau “sudah restok berkali-kali!” atau “ludes ribuan pcs hanya dalam semenit!” atau tulisan-tulisan lainnya yang sejenis di online shop? Pernah melihat video/foto tumpukan paket menggunung atau stok produk yang penuh mengisi rak-rak/berbaris rapi memenuhi ruangan atau stok gulungan bahan yang menumpuk? Pernah melihat cuplikan/screenshot testimoni yang memuji-muji setinggi langit kehebatan online shop? Pernah melihat tawaran diskon dengan embel-embel hanya berlaku hari ini, besok harga naik tetapi ternyata besoknya harga masih diskon juga atau diskon forever yang semua harga produknya dicoret menjadi harga diskon dan selalu diskon forever sehingga tidak pernah dijual dengan harga aslinya? Pernah mengklik iklan produk di medsos yang diarahkan ke halaman tertentu (landing page) yang isinya paket komplit/lengkap gaya marketing mulai dari pengakuan larisnya produk, uraian panjang kehebatan produk dan alasan kenapa harus membeli produk tersebut, cuplikan/screenshoot testimoni pembeli yang memuja muji dan diakhiri dengan harga coret (diskon) produk yang tak kuasa untuk dilewatkan? Pernah kan?
Gaya marketing tersebut memang seolah sudah menjadi standar marketing online shop saat ini hingga banyak online shop yang menggunakan trik marketing tersebut. Entah ada suhu/master yang sudah teruji dan terbukti jago jualan menggunakan teknik tersebut kemudian diturunkan ilmunya ke murid-muridnya hingga dengan mentah-mentah dicopy paste oleh para pengikutnya menjadi gaya marketing berjamaah yang pasti berhasil menjadi obat mujarab untuk membuat dagangannya laris manis. Masalah? Tidak juga, gaya marketing seperti itu sah-sah saja selama memang menggambarkan kondisi sebenarnya. Yang bermasalah adalah memaksakan gaya marketing seperti itu tapi tidak mencerminkan kenyataan, bahas halusnya cenderung melebih-lebihkan, bahasa tidak halusnya berbohong dan “dilegalkan” hanya untuk mengejar omset dan paling parah adalah jika dianjurkan oleh para master dan suhu-suhu yang jago jualan hingga jadi gaya marketing yang bisa diterima oleh semua.
Saat ini banyak sekali jago-jago, guru, suhu/master jualan yang menawarkan jasa-jasa pelatihan teknik jualan yang manjur membuat dagangan laris mulai dari yang gratis sampai yang dikomersilkan dengan tarif jutaan rupiah. Iklannya jasa pelatihannya pun berseliweran di medsos membombardir timeline dan menggoda pemilik online shop yang ingin meningkatkan omsetnya. Berbagai jurus, trik dan teknik jualan siap diajarkan kepada mereka yang tertarik mengikutinya. Ada yang salah dengan pelatihan-pelatihan seperti itu? Tidak juga, kembali lagi yang harus diperhatikan adalah apa yang diajarkan bukan siapa yang mengajar, jika yang diajarkan adalah teknik-teknik marketing yang melebih-lebihkan atau bahasa tidak halusnya berbohong maka tidak sepatutnya diikuti/diterapkan meskipun yang mengajarkan suhu/master yang sudah terkenal jago jualan. Jangan meniru mentah-mentah semua gaya marketingnya karena tidak ada satu obat yang bisa dipakai untuk menyembuhkan semua penyakit. Gaya marketing yang berhasil kepada satu orang belum tentu berhasil kepada orang lain. Apapun teknik marketing yang digunakan, berjualanlah dengan jujur, Allah yang akan menggerakan para pembeli. Sehebat apapun teknik marketing yang digunakan tetapi jika cara-cara yang digunakan tidak baik dan tidak jujur, Allah tidak akan meridhai dan meskipun dagangan kita laku dengan gaya marketing yang tidak baik tersebut, Allah tidak akan memberkahi.